logo
Newsroom
/
Riset LD FEB UI: 7 dari 10 Driver Gojek Alami Peningkatan Pendapatan Sejak Bermitra dengan Gojek
Riset LD FEB UI: 7 dari 10 Driver Gojek Alami Peningkatan Pendapatan Sejak Bermitra dengan Gojek
Indonesia / 03 Aug 2023

Sebesar 93% mitra usaha Gojek yang telah memiliki cabang, membuka cabangnya setelah bermitra dengan GoFood

Ekosistem Gojek membantu menyerap masyarakat usia produktif yang sulit mendapatkan pekerjaan

Jakarta, 3 Agustus 2023 - Sebanyak 7 dari 10 mitra driver Gojek mengalami peningkatan pendapatan yang lebih baik sejak bermitra dengan Gojek. Hal ini ditopang dengan fleksibilitas waktu yang ditawarkan sebagai mitra memberikan peluang yang lebih besar terhadap peningkatan pendapatan dan kualitas hidup para mitra.

Temuan tersebut terungkap dari riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berkolaborasi bersama Gojek, layanan on-demand dari Grup GoTo. Temuan ini semakin menegaskan dampak Gojek dalam menghadirkan berbagai peluang ekonomi yang dapat diandalkan oleh mitra driver dan merchant, di tengah tantangan ekonomi yang kian dinamis.

Wakil Kepala Bidang Penelitian LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw, menjelaskan, "melanjutkan riset tahunan kami selama lima tahun terakhir, kami mencoba untuk terus melihat bagaimana dampak sosial dan ekonomi Gojek terhadap kondisi mitra driver dan merchant. Temuan menarik penelitian tahun ini yakni mitra Gojek mengalami peningkatan pendapatan yang lebih baik dan peningkatan ini berlaku bagi setiap lapisan pendapatan. Hal ini menjadi signifikan mengingat mitra Gojek adalah kelompok masyarakat produktif yang masih memiliki keterbatasan akses ke sektor formal, apalagi di tengah berbagai tantangan ekonomi. Temuan ini menunjukan konsistensi dampak dari platform teknologi seperti Gojek yang terus menjadi pilihan mitra Gojek dalam meningkatkan peluang ekonominya, terutama pada peningkatan pendapatan jika dibandingkan sebelum menjadi mitra."

Penelitian LD FEB UI tahun ini mengungkap beberapa temuan utama, antara lain:

Paksi menjelaskan, "lanskap ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk mitra Gojek, dalam beberapa tahun terakhir tidaklah mudah. Hal ini terlihat dari mayoritas mitra GoRide dan Gocar yang memilih bergabung menjadi mitra Gojek dikarenakan oleh pemutusan hubungan kerja atau karena ingin mencari pendapatan tambahan. Lebih lanjut, mayoritas mitra Gojek mengalami kesulitan mencari pekerjaan di daerah tempat tinggalnya. Karenanya kami melihat hadirnya ekosistem Gojek serta berbagai inisiatif di dalamnya berperan penting dalam menjaga ketahanan ekonomi para mitranya, apalagi dalam memberikan akses ke pendapatan."

Tidak hanya di dalam memberikan akses ke pendapatan, namun mayoritas mitra juga merasakan dampak ekosistem Gojek di dalam memfasilitasi akses yang lebih luas terhadap kualitas pendidikan dan tempat tinggal yang lebih baik. Hal ini tercermin dari 90% mitra Gojek yakin mampu menghidupi keluarga dengan layak setelah bermitra dengan Gojek.

Bahkan, sebagian besar mitra Gojek yakin kemitraan dengan Gojek akan membantu mereka untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Dukungan kemitraan tak hanya meringankan beban operasional mitra, namun juga meningkatkan kualitas hidup keluarga mitra, seperti Gojek Swadaya, yang termasuk diantaranya termasuk program KPR murah dan beasiswa anak mitra.

Menjelaskan lebih jauh faktor yang berkontribusi pada berbagai capaian ini, Paksi menambahkan, "setelah ditelusuri lebih lanjut, penelitian mengungkapkan skema kemitraan dengan fleksibilitas waktu dan peluang pendapatan yang terus menjadi daya tarik bagi mitra Gojek baik sebelum maupun setelah pandemi."

"Hampir 2 dari 3 mitra Gojek menilai pekerjaan yang fleksibel masih menjadi prioritas mereka di dalam bekerja, sehingga bermitra dengan Gojek masih menjadi rencana jangka menengah mitra untuk sebagian besar mitra dalam menghidupi keluarganya. Apalagi kemudahan bergabung dan tidak adanya syarat pendidikan membuat cukup mudah untuk menjadi bagian dari ekosistem mitra Gojek. Melihat tantangan dan risiko ekonomi global yang masih cukup tinggi kedepan, skema seperti ini diharapkan dapat terus hadirkan peluang ekonomi bagi para pekerja informal serta menjaga resiliensi ekonomi domestik."

Menanggapi temuan dari LD FEB UI, Head of Region and External Relations Gojek, Gede Manggala mengatakan, "kami menyambut baik hasil temuan LD FEB UI, yang selama lima tahun berturut-turut telah memberikan berbagai temuan dan masukan penting bagi manajemen Gojek mengenai kualitas hidup mitra driver dan mitra merchant yang terus tumbuh bersama kami. Gojek terus menegaskan komitmennya menjadi partner pertumbuhan bagi mitra di ekosistem, sejalan dengan strategi kami mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan."

Lebih dari itu, LD FEB UI melihat bahwa ekosistem Gojek juga mampu meningkatkan daya saing UMKM mikro dan konvensional. Di luar aspek pendapatan, mayoritas mitra merchant mengalami berbagai peningkatan, baik dari peningkatan pelanggan dan konsumen baru, produktivitas, popularitas hingga kemampuan untuk menjangkau area pemesanan yang lebih luas setelah bermitra dengan GoFood.

Terbukti menjadi platform yang senantiasa memberdayakan pelaku usaha kuliner lokal, sebesar 93% mitra usaha Gojek yang memiliki cabang, membuka cabangnya setelah bergabung menjadi mitra GoFood, bahkan sebanyak 84% mitra usaha Gojek berhasil membuka 1-2 cabang setelah bermitra dengan GoFood.

"Ungkapan UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia sangat jelas terlihat ketika memerhatikan perkembangan mitra merchant Gojek, khususnya GoFood. Hal ini terlihat dari 86% dari pembukaan cabang baru yang dilakukan mitra GoFood berada di kota yang sama dengan lokasi awal mitra membuka usahanya, yang berdampak pada semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang tercipta di daerah-daerah asal mitra GoFood," jelas Paksi.

Riset LD FEB UI dilakukan di beberapa kota dengan responden riset ini adalah mitra driver dan mitra UMKM yang sudah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi (sejak Maret 2020). Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 2520 responden, terdiri dari 840 mitra driver roda dua atau GoRide, 840 mitra driver roda empat atau GoCar, dan 840 usaha kuliner mitra GoFood yang tersebar di delapan kota yang terdiri dari Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara tatap muka dengan pendekatan simple random sampling (margin of error 2%, level of confidence 95%).