logo
Home
/
Blog
/
goride
/
Dampak Positif GoRide: Kisah Mitra Driver Gojek Pemberi Baju Tunawisma
Dampak Positif GoRide: Kisah Mitra Driver Gojek Pemberi Baju Tunawisma
goride / 24 Feb 2024

Siang itu terik. Debu-debu bertebrangan, asap kendaraan bermotor, bunyi klakson. Di tengah hiruk pikuk jalanan, di bilangan Melawai, Jakarta Selatan, perempatan lampu merah, sekelompok orang berbaju rapih tampak berdiri di jalanan. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang anak kecil tampak ragu melihat jalanan. Matanya melebar, kepalanya beberapa kali melihat ke kanan dan kiri selaras dengan pergerakan kendaraan di jalanan. Sosok anak itu bukan aneh karena tidak bisa menyebrang jalan. Ia berdiri tanpa sehelai kain penutup di tubuhnya. 

Dari sekian orang yang berada di perempatan lampu merah Melawai, Jakarta Selatan, seorang mitra driver Gojek akhirnya menghampiri anak tersebut. Masih lengkap memakai helm, mitra driver yang satu ini turun dari motornya dan berbicara pada si anak yang telanjang. Lelaki berumur sekitar 40 tahunan memutuskan untuk membawa si anak ke motornya. Ia mengambil jaket yang ada di jok motor lalu memakaikannya langsung kepada si anak. Setelah memastikan bahwa si anak telah mengenakan pakaian, mitra driver itu langsung beranjak dari tempat untuk menunaikan tugasnya. 

Adegan tersebut terekam dalam sebuah video yang direkam oleh salah seorang warganet. Kisahnya diunggah di internet dan sontak kebaikan itu membuat hati setiap orang menjadi hangat. Nama mitra driver Gojek yang membuat warganet bersorak akan kebaikannya ini adalah Syamsul Anwar. 

Lelaki 41 tahun ini telah menjadi mitra driver kurang lebih selama 3 tahun. Dari kesehariannya menjadi seorang mitra driver Gojek, ia telah menghidupi seorang istri dan empat orang anaknya. Dengan latar belakang pendidikan Diploma D3 Akuntansi, Ia pernah bekerja di beberapa bank milik pemerintah sebelum akhirnya memutuskan keluar dan menjadikan pekerjaannya sebagai mitra driver Gojek pekerjaan utama. 

Saat mendengar keputusannya untuk meninggalkan posisi di bank dan bergabung dengan Gojek, istri Syamsul kaget dengan keputusan itu. Apalagi dengan kondisi rumah tangga mereka yang telah dikaruniai empat orang anak. “Saya bilang ke istri saya, tidak perlu takut. Rezeki itu bukan saya yang kasih, tapi Tuhan yang kasih. Tanpa saya pun, kalau Tuhan kasih rezeki, pasti ada. Mudah-mudahan di Gojek bisa lebih barokah dan lebih baik.”

Syamsul yang sebelumnya bekerja di bagian perkreditan bank merasa perlu bekerja sambil membantu dan memberdayakan orang lain secara langsung. Hal yang selama ini ia cari dari pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Tiga tahun setelah keputusan melepas pekerjaannya dan bekerja sebagai mitra driver di Gojek, Syamsul Anwar merasa nyaman. Ia berpendapat jika hasil bekerja keras sebagai mitra driver lebih terasa dibanding bekerja di kantor. Belum lagi kenyamanan dalam mengatur waktu. Ia akhirnya bisa berbagi waktu dengan keluarga tanpa harus merasa tidak enak dengan aturan kantor. Ini menjadikan Syamsul Anwar lebih dekat dengan keluarga serta mampu melakukan hal-hal yang lebih untuk sesamanya. 

Ada banyak kejadian yang sudah ia alami sebagai seorang mitra driver. Mulai dari dimarahi, kejadian ketika ada penumpang tidak bayar, hingga keberuntungan seperti diberi rezeki berlebih. Suka duka yang dialaminya saat berusaha memberikan yang terbaik untuk para penumpangnya hanya bersumber pada pemikiran bahwa Tuhan tidak tidur. 

“Pasti ada deh, orang memberi rezeki duit lebih ke saya. Terkadang misalnya kalau sedang mengambil pesanan di mall yang lahan parkirnya disediakan tanpa dipungut biaya, kelebihannya saya berikan saja sebagai sodaqoh ke tukang parkirnya,” jelasnya.

Syamsul Anwar tak pernah melewatkan kesempatan untuk menebar kebaikan terhadap sesamanya. Walau ia tak tergabung dengan komunitas dan sehari-hari bekerja dari siang sampai malam tanpa istirahat, ia selalu menyempatkan diri membantu lewat sumbangan dan perhatian terhadap sesamanya termasuk memberikan pakaian terhadap anak tunawisma yang viral rekamannya di internet. Populernya video rekaman Syamsul Anwar memberikan sehelai pakaian pada anak tunawisma sampai pula ke kantor pusat Gojek. Tak perlu lama sampai. Atas sikapnya yang terpuji dan cerita inspiratifnya, Syamsul Anwar menerima jaket baru beserta hak atas program Gojek Swadaya (fasilitas umrah atau KPR) di Festival Apresiasi Mitra, Buperta, Cibubur, Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2019. 

Bicara masalah ketenarannya karena video di internet, Syamsul Anwar mengaku tidak tahu menahu permasalahan rekaman video yang terkenal di jagat internet. Ia sendiri kaget ketika dihubungi oleh pihak Gojek. Ia malah meminta agar berita ini tidak diperbesar lagi karena ia menolong secara ikhlas tanpa niatan apapun. 

“Ya intinya saya ingin jadi orang peka dengan orang-orang di sekitar saya. Kalau ada yang kesusahan dan perlu pertolongan. Dan tidak sengaja waktu itu melihat orang itu telanjang saya kaget, padahal banyak orang juga lalu-lalang, langsung saja saya tolong” cerita Syamsul Anwar.

Sisa kisahnya yang bergulir sama persis seperti yang telah terekam dalam video viral di platform jejaring sosial Twitter; ia kemudian mengajak anak tunawisma itu mengobrol, bertanya mengenai ke mana orangtuanya berada, memberikan baju dan sedikit uang dari pendapatannya hari yang baru cukup untuk membeli bensin. Ia kemudian melanjutkan perjalanan mengantarkan pesanan GoSend yang tengah ditunggu pelanggan.

“Saya heran aja di Jakarta ini masih ada orang telanjang. Padahal di Jakarta ini kan sebenarnya orang-orang yang hidupnya cukup kan banyak. Kasihan juga kan nanti dia tidurnya bagaimana tanpa baju, nanti digigit nyamuk. Rasanya kalau saya punya uang lebih ingin banget saya jadikan anak,” ujar Syamsul.

Kejadian ini membawa Syamsul pada cita-cita yang lebih besar. “Kalau punya rumah saya ingin menampung anak yatim, tetapi ya karena saya cuma bisa bantu segitu, semampu saya. Jadi saya lakukan semampu saya dulu,” lanjut Syamsul. 

Saat ditanya mengenai dampak apa yang dirasakan setelah kisahnya memberikan baju pada anak tunawisma, Syamsul berkata bahwa ia sangat bersyukur. “Semoga kejadian ini bisa jadi contoh untuk orang lain di luar sana. Intinya, masih banyak orang susah dan kita harus peduli dan peka, biar tidak banyak orang susah atau paling tidak mengurangi kesusahan orang lain,” kata Syamsul.