logo
Home
/
Blog
/
gohr
/
Undercover Boss
Undercover Boss
gohr / 24 Feb 2024

Menggunakan GO-JEK untuk kebutuhan sehari-hari pasti sudah sering kalian lakukan. Keberadaan GO-JEK saat ini memang membuat hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah. Tak terkecuali hidup para karyawan GO-JEK itu sendiri.  

Seberapa sering sih kalian menggunakan GO-JEK dalam satu hari? Pasti lebih dari satu kali bukan, TROOPS? Tapi, kebayang nggak sih kalo driver yang mengantarkan pesanan kamu adalah bos kamu sendiri? Salah satu GO-TROOPS dari City View, Kemang Timur ternyata pernah merasakan kejadian ini lho, TROOPS.

Simak cerita di bawah ini, ya... :D

Kejadian bermula saat Leonardo Leon (VP Driver Care OPS), Arief Fadillah (VP Driver Call) dan juga Raditya Wibowo (SVP Driver Allocation) memutuskan untuk turun ke lapangan dan menjadi seorang driver di penghujung Desember tahun 2016 yang lalu.  Selain ingin merasakan seperti apa tantangan menjadi seorang pengemudi GO-JEK, mereka juga ingin mencoba aplikasi GO-BIS terbaru versi 2.0.0 yang sudah 100% release.  

Saat tim Intercom berbincang langsung dengan Arief dan Leon, ternyata ada banyak cerita lucu, unik, dan mengharukan saat menjadi seorang driver. Salah satunya saat Leonardon Leon atau yang akrab dipanggil mas Leon menerima order dari salah satu karyawan OPS.  Awalnya GO-TROOPS tersebut kaget saat melihat siapa driver yang datang. Dia bahkan berniat membatalkan orderannya karena merasa tidak enak dengan bosnya.
“Pas mereka tau itu saya, hampir di cancel. Tapi justru saya bilang jangan di cancel karena mau nyoba. Dan karena orderannya beli rokok di GO-MART, akhirnya saya jalan aja ke depan”, ujar Mas Leon, pria bertato yang ramah ini.

Berbeda dengan mas Leon, di saat pertama kali ingin melaksanakan order GO-RIDE, Arief justru salah menjemput penumpang. Penumpang yang memesan GO-RIDE ini meng-order dari Kemang dengan tujuan Cilandak, tapi karena Arief mengaktifkan sistem autobid yang ada di aplikasi versi 2.0.0, Arief justru diantar ke tempat destinasi penumpang yaitu Cilandak.

“Perbedaan aplikasi baru ini, kalau kita gak pakai autobid ada tiga action: ambil order, pick up customer, order selesai. Sedangkan kalau turn on autobid, hanya dua action: pick up customer, dan antar (order selesai). Jadi kebayang kalau ada driver yang salah baca, pasti kasihan”, ujar Arief.

Tak hanya itu, Arief juga menambahkan, setelah order pertama salah menjemput, order kedua memesan GO-FOOD yang berjalan lancar, order ketiga di-cancel karena terlalu lama menunggu, akhirnya di order keempat, Arief kembali merasakan pengalaman berbeda.

Disaat waktu sudah menunjukan jam 9.30 malam, Arief mendapatkan order GO-SEND untuk mengambil obat di apotik sekitar daerah Bintaro. Setelah perjalanan panjang dari daerah Kemang ke Bintaro, Arief harus mengikuti penunjuk jalan yang kurang tepat, bahkan ongkos GO-SEND nya pun diambil oleh ibu yang menerima obat.

“Awalnya dikasih uang sama yang jual apotik, saya kira kembalian, ternyata itu ongkos. Padahal udah saya kasih ke penerima. Mau minta tapi gak enak. Tapi ibunya baik, langsung nge-sms minta maaf”, ujar Arief (tertawa).

Pengalaman di jalanan memang bermacam-macam. Walaupun Mas Leon dan Arief merasa kendala yang dihadapi karena belum terbiasa, tapi mereka berdua mengakui bahwa kondisi di lapangan memang tidak mudah. Untuk itu, kita patut mengapresiasi para driver yang sudah menghabiskan banyak waktunya untuk berjuang di lapangan.

Jadi, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing, sudahkah kita memperlakukan driver dengan baik? Tulis dan kirimkan pengalaman berkesan dan unik kamu ke kita ya, TROOPS!