logo
Home
/
Blog
/
gohr
/
Kerja di GO-JEK, Yakin cocok?
Kerja di GO-JEK, Yakin cocok?
gohr / 24 Feb 2024

Banyak yang ingin bekerja di perusahaan yang sedang naik daun dan fenomenal. Mungkin memang karena sesuai dengan passion nya, rumor karena gaji-nya menggiurkan, lingkungan kerja yang nyaman dan asik, dan banyak lagi.

Dibalik semua itu, sebagai salah satu karyawan GO-JEK, saya ingin bertanya-tanya ke mereka yang sebegitunya ingin masuk GO-JEK,

“Yakin, kalian bakalan cocok kerja di GO-JEK?”

Sudah satu tahun lebih saya bergabung dengan GO-JEK, mulai dari pertama kali saya datang ke GO-JEK saat masih berlokasi di sebuah rumah dibilangan Jakarta Selatan, hingga akhirnya sekarang GO-JEK memiliki banyak lokasi kantor yang tersebar di Indonesia.

Sedikit banyak, saya juga melihat beberapa rekan kantor saya yang memang tidak culture fit hingga akhirnya membuat mereka kurang perform ketika melaksaan pekerjaannya atau bahkan memutuskan untuk resign.

Jadi, cara tau kita cocok atau enggak untuk kerja di GO-JEK, gimana? Simpel, coba tanya ke diri kalian sendiri.

 

Kalian berinisiatif tinggi?

Di GO-JEK, walaupun kami memiliki job description dari HR, tidak jarang kami dituntut untuk berinovasi lebih. Maaf, bahkan selalu, sih, lebih tepatnya.

Jangan berharap ketika kamu masuk GO-JEK, akan ada orang yang selalu ‘nyuapin’ kamu. Disini, kamu yang harus berinisiatif untuk bertanya secara aktif dan belajar secara mandiri.

Istilah untuk ‘gabut’ atau ‘enggak ada kerjaan’ itu salah. Ketika kamu bekerja di GO-JEK dan sampai pada fase tersebut, berarti kamu kurang inisiatif. Di GO-JEK, kami selalu mencari solusi untuk menyelesaikan masalah. Dan masalah akan selalu ada.

 

Apakah kalian bertanggung jawab?

Teman-teman GO-TROOPS (sebutan untuk para karyawan GO-JEK) diberikan kebebasan yang sangat mahal oleh pihak perusahaan. Jelas aja, waktu masuk kerja fleksibel, waktu pulang juga, boleh kerja remote kalau mau, enak banget, kan?

Tapi jangan salah, semakin besar kebebasan yang kami miliki, semakin besar juga tanggung jawab nya.

Jangan dikira karena kami bisa kerja remote di waktu kerja yang fleksibel membuat kami bisa bolos atau lari dari pekerjaan. Dimanapun kami berada, selama masih terkoneksi ke Internet, bisa membuka laptop atau membuka sarana komunikasi seperti whatsapp, e-mail dan slack, pekerjaan akan selalu butuh pertanggungjawaban.

 

Terbiasa berlari tanpa garis finish?

Ini adalah prosa yang cocok dengan fase kerja GO-JEK.

Kalau kamu tidak terbiasa dengan pola kerja yang cepat, bahkan sangat cepat, percayalah, GO-JEK tak akan menjadi tempat yang nyaman bagi kamu.

Kami melakukan segala sesuatunya dengan cermat dan cepat. Terbiasa untuk melihat dan menganalisa masalah, mencari solusi, dan mengeksekusi.

GO-TROOPS selalu responsif dan harus selalu adaptatif. Walaupun kamu kerja dari rumah, dari kafe, ataupun sedang dalam perjalanan sekalipun, bukan berarti akan ada toleransi waktu terkait dengan deadline.

So, you gotta be smart on managing your time.

 

Cukup puas dengan konsep flat organization?

GO-JEK adalah perusahaan yang menerapkan konsep flat organization. Maksudnya gimana tuh?

Di GO-JEK, jangan heran kalau ada manajer yang sama sekali gak punya bawahan. Berbeda dengan perusahaan korporat lainnya, bagi kami, jabatan itu gak penting. Kami terbiasa berkolaborasi, bagi kami, jalur birokrasi itu blocker dan musuh terbesar untuk eksekusi.

Ketika saya memiliki sebuah ide dan gagasan yang menarik, saya gak perlu repot-repot mendapatkan approval dari manager, head, vp, baru sampai ke C-level (CEO, CPO, CTO, etc).

Kalau menurut saya ide dan gagasan itu worth to implement, langsung aja ngomong ke C-level. There is no boundaries among each level.

Berharap masuk GO-JEK, dalam 1 tahun jadi manajer dan punya beberapa bawahan? Sorry dude, this isn’t the right place for you. Yang ada, mungkin dalam 1 tahun kamu gak akan punya bawahan, tapi scope kerjaan kamu bertambah, challenge nya berkembang.

Do you speak ‘data’ as your third language?

GO-TROOPS diwajibkan untuk data driven, yang artinya, seluruh keputusan, ide, inisiasi, bahkan asumsi, harus memiliki data dan informasi sebagai penyokongnya.

“Kayaknya, kalau kita nambah fitur X, ini bakalan ningkatin sales kita, deh!”

Prove it with data. Kamu harus bener-bener punya itungan, berapa persen dari customer kamu yang emang butuh fitur X? Dan kalau ada fitur X ini, berapa persen sales growth yang kamu inginkan? Seberapa penting fitur X sampai harus di prioritaskan? You gotta have the numbers, the reasoning, and the right argument to prove it.

Dan ini berlaku untuk semua divisi bahkan semua level. Do not ever propose a solution without the data.

 

Ingin belajar, peduli terhadap sosial, atau keduanya?

Nadiem pernah bilang, “di GO-JEK, cuma ada 3 jenis orang; mereka yang mau belajar, mereka yang mau ngasih social impact, atau keduanya.”

Nah, coba tanya ke diri sendiri, apakah kamu termasuk diantaranya?

 

Are you fearless?

GO-JEK adalah tempat belajar yang sangat menyenangkan. Tapi ketika belajar ini kami juga harus membuat keputusan. Di GO-JEK, kami memaklumi kesalahan, tapi kami tidak memaklumi ketakutan dalam mengambil keputusan.

We make the impossible, possible.

Dan untuk melakukan itu, kami harus berani untuk mengambil keputusan, berani untuk salah, berani untuk bertanggung jawab akan keputusan kami, dan berani untuk belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

 

Jadi, apakah kalian cocok dengan GO-JEK?

Pada akhirnya, terlepas perusahaan apapun itu, yang dicari oleh sebuah perusahaan bukanlah orang pintar ataupun orang dengan pengalaman kerja paling senior, perusahaan akan mencari kandidat yang sesuai dengan visi dan misinya, dan lagi, perusahaan akan mencari karyawan yang memang cocok dengannya.

Saya cukup beruntung karena saya cocok dengan GO-JEK. Apakah kalian cocok dengan calon perusahaan yang ingin kalian masuki atau perusahaan kalian bekerja sekarang?

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

his article was originally published on medium. Click here to see the original post.

Gilang Gibranthama is a startup enthusiast and self-proclaimed himself as a futurist.

Currently working in GO-JEK as a Head of GO-MASSAGE.